Selasa, 03 April 2012

RESENSI FILM "Selaras"

Sutradara : Tegar Sylvano
Pemain   : Rizki Khairisubhan, Faza Sakinah
Genre  : Romantic
Studio : D4MN Management

         Dalam film ini menceritakan bagaiamana sutradara film ini sendiri menyampaikan sebuah hubungan yang ingin dia bangun. Film ini mendeskripsikan sebuah kata cinta dengan diibaratkan dalam dua pasang tangan dan dua pasang kaki dua orang manusia yang sedang menjalin asmara. Dimana di saat berjalan semua seirama, menyeimbangkan dalam penglihatan yang terkadang tidak pada aslinya, menyelaraskan jalan walau tak selaras sebenerannya, menyatukan perbedaan yang tak semudah yang digambarkan. Satu momen yang cukup indah  adalah ketika tali sepatu dari kaki laki laki terlepas namun dengan nada yang seirama dua pasang tangan dari laki laki dan perempuan itu mencoba memperbaiki tali itu. Dari berbagai sisi dapat diartikan cinta itu sebuah keseimbangan dimana perbedaan hanya pintu masuk ke dalam sebuah keselarasan untuk saling mengerti dalams ebuah perjalanan.

Review :

Dilihat dari segi penyampaiannya film ini sangatlah sederhana, dibalik kesederhanaan itu terdapat makna yang sangat bernilai. Cinta dapat dilihatdari berbagai aspek, sayangnya remaja masa kini sering salah dalam mengartikan cinta yang kadang menjadi sebuah api  yang mudah terbakar, menjadikan rapu di satu sisi yang mengakibatkan ketidakseimbangan dalam menjalin hubungan. Membangun sebuah hubungan cinta tidak hanya dibutuhkan kata kata yang indah tapi bagaimana kita menyelaraskan pebedaan dalam satu langkah yang seirama. Maksudanya, film ini menjelaskan bagaimana cinta itu berjalan bersama, menyelesaikan masalah bersama sama dan saling berbagi dalam segala suka dan duka. Sang sutradara berhasil menjadikan film ini media pencerah para remaja dalam mengartikan apa itu yang dinamakan cinta. Menurut saya cinta itu dapat diartikan luas tapi dalam film ini sang sutradara dama menyederhanakan itu dengan sudut pandang yang berbeda. Dengan musik latar yang bernada sangat romantis kita dapat dengan mudah mencerna maksud dari film itu sendiri.

sumber :
blog pribadi saya --- eki-ucok.blogspot.com

Wisata Kuliner

     Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sedikit tentang wisata kuliner, hal yang sangat menarik dilakukan saat waktu senggang. Seringakali saya berwisata kuliner bersama keluarga besar saya bahkan dengan pacar saya sekalipun. Dalam bebrapa kesempatan kami berwisata kuliner dengan kendaraan umum dikarenakan Kota Bogor yang mulai sesak dan agak panas. Tidak perlu panjang lebar lagi kita mulai berkuliner!


Bubur Ayam Air Mancur
       Terletak di pusat keramaian para remaja Kota Bogor menghabisakan waktu senggang bubur ayam yang terlihat biasa saja ini mampu menarik para pelanggan yang cukup banyak. Dengan harga yang relatif terjangkau Rp 8.000,00 saja kita dapat menikmati bubur dengan bumbu yang cukup terasa khas bagi para pelanggannya. Jika dilihat dari pemilihan tempat yang cukup sederhana di sisi protokol jalanan, bubur ayam ini dapat memikat pelanggannya dengan rasa khas yang mereka milikki. Lebih dari itu lokasi yang sangat strategis membuat bubur ayam ini cukup ramai dikunjungi.

Tutut Aroma
       Nah ini dia tutut aroma , makanan favorit keluarag dan pacar saya saat berkumpul bersama. Dalam 1 porsi tutut yang disajikan di Rumah Makan Aroma ini kita dapat merasakan aroma pedas yang cukup menempel di lidah, harga yang ditawarkan pun cukup murah hanya Rp 5000,00. Di kalangan masyarakat Kota Bogor tutut aroma ini cukup dikenal. Kelebihan dari tutut itu sendiri ya aroma pedas yang cukup berbeda dengan bumbu tambahan yang sangat nikmat di lidah. Sekarang jangan hanya lihat dalam gambar silahkan datang ke Bogor!
Soto Kunung Pak Yusuf
           Satu lagi makanan favorit kuliner kami adalaha Soto Kuning Pak Yusuf, soto ini disebut soto kuning ya tentu karna warnanya yang kuning hehe... warna kuning ini bersal dari kunyit dan bumbu bumbu lainnya sehingga menghasilkan rasa yang cukup nikmat. Selain itu Soto Pak Yusuf ini juga dapat kita pilih sendiri isi dari soto tersebut semisal daging, kikil, babat, usus dan lainnya. Dengan harga yang cukup terjangkau Rp 8000,00 Soto Kuning Pak Yusuf ini selain digemari warga Bogor juga digemari wisatawan domestik yang berkunjung ke Kota Hujan ini. Tunggu apalagi hubungi saya dan akan saya temani makan dengan sentuhan cuaca sejuk serta angkot dan air hujan :D

Sekian cerita saya tentang kuliner cinta dalam cahaya yang kadang terlihat hanya dalam senja. Wassalam!

sumber ": TWITTER : @infobogor dan @kulinerBGR

Minggu, 15 Januari 2012

PENTINGNYA BAHASA INDONESIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

NAMA        :  RIZKI KHAIRISUBHAN
NPM           :  15109717
KELAS       :  3 KA 14

Dalam kehidupan sehari - hari bahasa adalah alat komunikasi paling penting, dalam kehidupan kita bahasa indonesia tentunya. Ya, bahasa adalah media untuk menyampaikan sesuatu antara kita dan lainnya. Tanpa bahasa kita akan sulit berkomunikasi.
BAHASA itu sendiri berarti sebuah sistem untuk menerjemahkan sesuatu atau sebuah informasi. Bisa disimpulkan bahwa bahsa memilik fungsi sebagai alat komunikasi atau sebagai alat untuk menayampaikan sesuatu dalam bentuk lisan ataupun tulisan .
Selain itu bahasa juga memiliki banyak manfaat lain. Misalnya, di negara kita terdapat ragam bahasa. Setiap daerah memiliki bahasa yang berbeda-beda itu merupakan keanekaragaman luar biasa yang di miliki negara ini. Di sisi lain bahasa dapat di artikan sebagai alat ekspresi, ekspresi yang dapat dituangkan dalam bentuk yang berbeda-beda baik itu dalambentuk karya tulis ataupun lisan.
Dalam Bahasa Indonesia terdapat aturan yang berlaku atau disebut EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan), dalam hal ini penulisan harus sesuai dengan aturan yang berlaku. Maka dari itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari Bahasa Indonesia karena Bahasa Indonesia itu bukanhanya sekedar berbicara tapi juga harus sesuai dengan EYD karena kita hidup di Negara Indonesia dengan bahasa resmi BAHASA INDONESIA.
Namun pada kenyataanya saat ini, dalam kehidupan sehari-hari terutama pada usia remaja penggunaan bahasa indonesia bisa dikatakan sedikit melenceng dari aturan. Mungkin disebabkan kurangnya para remaja saat ini untuk memahami lebih dalam tentang Bahasa Indonesia.


Maka dari itu jika dikatakan Bahasa Indonesia sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, itu benar sekali karena dengan itu kita bisa saling berinterkasi satu dengan yang lainnya. Namun seharusnya kita sebagai pengguna bahasa indonesia mempelajari dengan baik Bahasa Indonesia itu sendiri. Dengan begitu Bahasa Indonesia dapat dipergunakan dengan sebaik - baiknya. TERIMAKSIH :)

KUTIPAN

NAMA        :  RIZKI KHAIRISUBHAN
NPM           :  15109717
KELAS       :  3 KA 14
KUTIPAN

Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

Jenis Kutipan

Pada umumnya cara mengutip dibagi menjadi dua yaitu:

1. Kutipan langsung

Kutipan yang kata-katanya utuh dikutip semua dari sebuah naskah oleh penulis tanpa merubah sedikitpun isi dari sebuah naskah tersebut.

a.  Tata cara dalam melakukan kutipan, jika kutipan panjangnya kurang dari empat baris dimasukan kedalam teks:

- Diketik seperti ketikan teks

- Diawali dan diakhir dengan tanda petik

- Sumber rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan

- Format penulisan diakhiri (Penulis,Tahun:Halaman)

b. Tata cara dalam melakukan kutipan, jika kutipan panjangnya lebih dari empat baris :

- Diketik satu spasi

- Dimulai tujuh ketukan dari batas tepi kiri

- Sumber rujukan  ditulis langsung sebelum teks kutipan

- Apabila penulis ingin memberi penjelasan atau menggaris bawahi harus diberi keterangan yang berada diantara tanda kurung

-         Apabila terdapat kesalahan dalam kutipan dinyatakan menggunakan (sic!)

2. Kutipan tidak langsung

Kutipan yang kata-katanya diubah/ disesuaikan dengan ringkasan yang dibuat oleh penulis .

a. Tata cara dalam melakukan kutipan:

- Kalimat yang mengandung ide kutipan ditulis dengan spasi rangkap

- Semua kutipan harus dirujuk

- Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat yang mengandung kutipan

-         Format penulisan diakhiri (Penulis,Tahun:Halaman)


Contoh :

  1. Kutipan Langsung

Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi (1983:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.

  1. Kutipan Tidak Langsung

Seperti dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:3) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis.

ABSTRAK

NAMA        :  RIZKI KHAIRISUBHAN
NPM           :  15109717
KELAS       :  3 KA 14
ABSTRAK

Abstrak merupakan inti sari tulisan, meliputi latar belakang penelitian secara ringkas, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan penelitian. Panjang abstrak maksimum 150-200 kata dan dilengkapi dengan kata kunci.


CARA MENYUSUN ABSTRAK

  1. Penyusun hanya menyarikan tulisan, tidak memberikan komentar ataupun analisis terhadap isi karya.
  2. Berisi hal hal pokok isi tulisan.
  3. Berbentuk essay.
  4. Tidak menggunakan kata kata yang bersifat pelengkap informasi.
  5. Terdiri dari satu alinea.
  6. Jarak ketik 2 (dua) spasi.
  7. Maksimum 250 kata.
  8. Abstrak yang tidak melekat pada karya asli terdiri dari;
    1. Data Bibliografis , maksudnya susunan data bibliografi yang disusun secara teratur, sehingga dapat diaksesdari berbagai pendekatan.
    2. Isi
    3. Nama abstractor
  9. Abstrak yang melekat pada karya asli sepeti skripsi , tesis atau disertasi.
·        Pokok permasalahan dan tujuan penelitian
·        Metode penelitian
·        Hasil Penelitian
·        Kesimpulan penulisan karya asli

Contoh Abstrak :

Penelitian Deskriptif Mengenai Psikologi Sosial Masyarakat Kudus Terhadap Fatwa Rokok MUI

Penelitian tentang “Dampak Fatwa Rokok Bagi Psikologi Sosial Masyarakat Kudus” bertujuan untuk memberi manfaat psikologi sosial masyarakat Kudus dalam permasalahan fatwa rokok.
Penelitian ini dilakukan dengan cara pembagian angket kepada masyarakat yang mempunyai rutinitas merokok serta studi pustaka. Sejumlah 54 angket yang kembali diperoleh hasil bahwa alasan merokok terbanyak adalah merokok untuk menghilangkan lelah yang ditunjukkan dengan presentase 33,33%.
Sedangkan responden yang merokok mengetahui bahwa rokok tersebut berbahaya bagi kesehatan tubuh adalah sebanyak 88,89%. Namun, dalam kenyataannya mereka tetap merokok untuk alasan-alasan yang tercantum pada tabel 1, ini terbukti bahwa perokok menerapkan teori pertentangan sebagai salah satu upaya untuk melakukan aktifitas merokok.
Tetapi, tidak selamanya teori pertentangan berlaku pada 54 orang responden. Hal itu terbukti dengan adanya kesadaran untuk berhenti merokok yang terdapat dalam tabel 2 sebanyak 66,67%.
Berdasarkan kenyataan yang diperoleh dari hasil tersebut, maka psikologi sosial bermanfaat dalam permasalahan fatwa rokok, berupa adanya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok. Sedangkan dampak fatwa rokok pada psikologi sosial masyarakat Kudus, berupa adanya penolakan terhadap fatwa rokok MUI. Kemudian bentuk dari psikologi sosial rokok dalam masyarakat adalah adanya teori pertentangan yang secara langsung dilakukan masyarakat sebagai upaya untuk melakukan aktivitas merokok.

DAFTAR PUSAKA

NAMA        :  RIZKI KHAIRISUBHAN
NPM           :  15109717
KELAS       :  3 KA 14
DAFTAR PUSAKA

Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantmkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau bku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disususn berderet dari atas ke bawah.

Cara Membuat Daftar Pusaka
  1. Daftar isi disusun menurut urutan alfabetis dan nama pengarangnya. Untuk maksud tersebut nama-nama pengarang harus dibalikkan susunannya: nama keluarga, nama kecil, lalu gelar-gelar kalau ada.

      b.   Daftar pusaka harus memenuhi unsur sebagai berikut.

-Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
- Judul buku, termasuk judul tambahan.
- Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
- Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid. nomor dan tahun.

Contoh Daftar Pusaka

  1. Rahajo, Slamet. 2010. Cara Penulisan Daftar Pustaka yang Baik dan Benar. Yogyakarta: Pustaka Senang Bahagia.
  2. Wijaya, C. dan Rusyan, T. (1992). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  3. Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning, Bandung: Penerbit Informatika.
  4. Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education.
  5. Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

Minggu, 06 November 2011

BAHASA INDONESIA II

NAMA        :  RIZKI KHAIRISUBHAN
NPM           :  15109717
KELAS       :  3 KA 14

[1]Pengertian diksi/pilihan kata, gaya bahasa dan kriteria­ ­!
A. Pengertian Diksi atau Pilihan kata

Jika kita menulis atau berbicara, kita selalu menggunakan kata. Kata tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah wacana.
Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti :

• Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
• Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
• Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.
Contoh Paragraf :

1). Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2). Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraf diatas punya makna yang sama. Tapi dalam pemilihan diksi pada contoh paragraph kedua menjadi enak dibaca, tidak membosankan bagi pembacanya.

B. Syarat-Syarat Pemilihan Kata :

1. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah, makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.

Makna konotatif adalah, makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata adalah makna denotatif atau konotatif

B. Gaya Bahasa dan Kriteria

Gaya bahasa atau majas adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan makna yang sebenarnya.

B. Ragam Gaya Bahasa

Beberapa ragam majas dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
a. Gaya bahasa perbandingan, terdiri dari: Metafora, personifikasi, asosiasi, alegori, parable, metonomia, litotes, sinekdopke (dibagi menjadi 2, pares pro toto dan totem pro tate), eupisme, hiperbola, alusio, antonomasia, perifrase, simile, sinestesia, aptronim, hipokorisme, dipersonifikasi, disfemisme, fabel, eponym, dan simbolik.

b. Gaya bahasa sindiran, terdiri dari: Ironi, sinisme, sarkasme, innuendo, dan satire.

c. Gaya bahasa penegasan, terdiri dari: Pleonasme, repetisi, paralelisme, klimaks, anti-klimaks, inversi, elepsi, retoris, koreksio, asimdeton, polisindeton, interupsi, eksklamasio, enumerasio, preterito, apofagis, pararima, aliterasi, tautologi, sigmatisme, antanaklasis, alonim, kolokasi, silepsis, dan zeugma.

d. Gaya bahasa pertentangan, terdiri dari: Paradoks, oksimoron, antithesis, kontradiksio interminis, anakronisme.

I.Gaya bahasa perbandingan
1. Metafora
Adalah majas yang memperbandingkan suatu benda dengan benda lain. Kedua benda yang diperbandingkan itu mempunyai sifat yang sama. Contoh-contoh:
- Dewi malam telah keluar dari peradaannya (dewi malam = bulan)
- Mereka telah menjadi sampah masyarakat (sampah masyarakat = manusia-manusia yang takberguna dalam masyarakat)
- Semangatnya berkobar-kobar untuk meneruskan perjuangannya (berkobar-kobar = semangat yang hebat diumpamakan dengan nyala api).


2. Personifikasi
Adalah majas yang menerapakan sifat-sifat manusia terhadap benda mati. Contoh-contoh:
- Saat ku melihat rembulan, dia seperti tersenyum kepadaku seakan-akan aku merayunya.
- Badai menderu-deru.
- Lautan mengamuk.
- Hatinya berkata bahwa perbuatan ini tak boleh dilakukannya.
- Angin melambai-lambai.
- Deru ombak memanggil-manggil para pemuda harapan bangsa.


3. Asosiasi
Gaya bahasa ini memberikan perbandingan terhadap sesuatu benda yang sudah disebutkan. Perbandingan itu menimbulkan asosiasi terhadap banda sehingga gambaran tentang benda atau hal yang disebutkan itu menjadi lebih jelas. Contoh-contoh:
- Semangatnya keras bagai baja.
- Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam.
- Suaranya merdu bagai buluh perindu.


4. Metonomia
Apabila sepatah kata atau sebuah nama yang berasosiasi dengan suatu benda dipakai untuk menggantikan benda yang dimaksud. Contoh-contoh:
- Ayah selalu mengisap Djarum Super (Djarum Super adalah merk rokok). Mengisap Djarum Super artinya mengisap rokok merk Djarum Super.
- Pak guru mengendarai Kijang (Kijang adalah jenis mobil). Mengendarai Kijang artinya mengendarai mobil jenis Kijang.
- Ayah mengendarai Vespa (Vespa adalah merk skuter). Mengendarai Vespa artinya mengendarai skuter merk Vespa.


5. Litotes
Apabila kita menggunakan kata yang berlawanan artinya dengan yang dimaksud dengan merendahkan diri terhadap orang yang berbicara. Contoh-contoh:
- Sekali-kali datanglah ke gubuk reyotku.
- Wanita itu parasnya tidak jelek.
- Akan kutunggu engkau di bilikku yang kumuh di desa.


6. Hiperbola
Adalah sepatah kata yang diganti dengan kata lain yang memberikan pengertian lebih hebat dapipada kata lain. Contoh-contoh:
- Harga-harga sudah meroket.
- Ketika mendengar berita itu, mereka terkejut setengah mati.


7. Antonomasia
Majas perbandingan yang menyebutkan sesuatu bukan dengan nama asli dari benda tersebut, melainkan dari salah satu sifat benda tersebut. Contoh-contoh:
- Hei Jangkung!
- Si Pintar
- Si Gemuk
- Si Kurus


II. Gaya Bahasa Sindiran
1.  Ironi
Ialah salah satu majas sindiran yang dikatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya dengan maksud menyindir orang dan diungkapkan secara halus. Contoh-contoh:
- Hambur-hamburkan terus uangmu itu agar bias menjadi jutawan.
- Kota Bandung sangatlah indah dengan sampah-sampahnya.


2. Sarkasme
Gaya bahasa sindiran yang terkasar dimana memaki orang dengan kata-kata kasar dan tak sopan. Contoh:
- Soal semudah ini saja tidak bisa dikerjakan. Goblok kau!


III. Gaya Bahasa Penegasan
1. Pleonasme
Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan. Contoh-contoh:
- Dia turun ke bawah => Dia turun
- Dia naik ke atas => Dia naik


2. Paralelisme
Pengulangan kata-kata untuk menegaskan yang terdapat pada puisi. Bila kata yang diulang pada awal kalimat dinamakan anaphora, dan jika terdapat pada akhir kalimat dinamakan evipora. Contoh-contoh:
- Kau berkertas putih
Kau bertinta hitam
Kau beratus halaman
Kau bersampul rapi.
- Kalau kau mau aku akan datang
Jika kau menginginkan aku akan datang
Bila kau minta aku akan datang
Andai kau ingin aku akan datang


3. Interupsi
Gaya bahasa penegasan yang mempergunakan sisipan di tengah-tengah kalimat pokok, denagn maksud untuk menjelaskan sesuatu dalam kalimat tersebut. Contoh:
- Tiba-tiba Ia-kekasih itu- direbut oleh perempuan lain.


4. Retoris
Gaya bahasa penegasan ini mempergunakan kalimat Tanya-tak-bertanya. Sering menyatakan kesangsian atau bersifat mengejek. Contoh-contoh:
- Mana mungkin orang mati hidup lagi?!
- Inikah yang kau namai bekerja?!


5. Koreksio
Dipakai untuk membetulkan kembali apa yang salah diucapkan baik yang disengaja maupun tidak. Contoh-contoh:
- Dia adikku! Eh, bukan, dia kakakku!
- Gedung Sate berada di Kota Jakarta. Eh, bukan, Gedung Sate berada di Kota Bandung.


6. Asimdeton
Beberapa hal keadaan atau benda disebutkan berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung. Contoh:
- Meja, kursi, lemari ditangkubkan dalam kamar itu.


IV. Gaya Bahasa Pertentangan
1. Paradoks
Majas ini terlihat seolah-olah ada pertentangan. Contoh:
- Gajinya besar, tapi hidupnya melarat.
Artinya, uang cukup, tetapi jiwanya menderita.


2. Antitesis
Majas pertentangan yang menggunakan paduan kata yang berlawanan arti. Contoh:
- Tua muda, besar kecil, semuanya hadir di tempat itu.


3. Kontradiksio Interminis
Yaitu majas yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sudahdikatakan semula. Apa yang sudah dikatakan, disangkal lagi oleh ucapan kemudian. Contoh:
- Semuanya sudah hadir, kecuali Si Amir.
Kalau masih ada yang belum hadir, mengapa dikatakan “semua” sudah hadir.


[2] Carilah pengertian kalimat efektif, batasan serta cara menggunakannya­ ­!

Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
*Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif :
1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
- Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)
- Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
- Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)
- Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
(Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)
- Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
(Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.
2. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
- Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)
- Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)
3. Penggunaan imbuhan yang kacau :
- Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yangdipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)
- Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
- Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
(Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)
- Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
(Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BImengajarkan juga apresiasi puisi.)
4. Kalimat tak selesai :
- Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
- Rumah yang besar yang terbakar itu.
(Rumah yang besar itu terbakar.)
5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
- Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)
Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.
- Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)
- Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)
tau à tahu - negri à negeri
- kepilih à terpilih - faham à paham
- ketinggal à tertinggal - himbau à imbau
- gimana à bagaimana - silahkan à silakan
- jaman à zaman - antri à antre
- trampil à terampil - disyahkan à disahkan
6. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
- Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)
- Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
(Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)
- Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
(Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.)
7. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
- Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)
- Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
(Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)
- Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
(Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)
8. Pilihan kata yang tidak tepat :
- Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat.
(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.)
- Bukunya ada di saya.
(Bukunya ada pada saya.)
9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
- Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.
Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal?Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?
(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.
- Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri
Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?
(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)
10. Pengulangan kata yang tidak perlu :
- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
(Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)
- Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
(Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)
11. Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :
- Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
(Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)
- Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?
(Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?)